watch sexy videos at nza-vids!

Bercinta Dengan Anak Tiri
Saat menikah aku
tidak tahu kalau
ternyata suamiku
masih berstatus
suami sah orang lain,
namun belakangan
kuketahui nasi sudah
menjadi bubur. Aku
bagaikan wanita tak
berharga dihadapan
suamiku, karena aku
hanyalah wanita
simpanan dimatanya.
hidupku hampa dan tak berarti. Aku hanya
ingin sedikit curhat dan cerita sekx disini.
Jadi begini pada akhirnya dia pun mengakui
kalau sudah punya anak isteri, namun
apalah artinya aku yang lemah dan bodoh
ini jika harus bersikeras untuk
menuntutnya. Kendatipun aku tahu akan
sangat menyakiti isteri sahnya, jika ia
mengetahui. Suamiku adalah seorang
perwira yang mempunyai kedudukan
penting di sebuah propinsi (tidak kusebut
tempatnya). Usianya sudah mencapai 55
tahun dan aku sendiri baru mencapai 27
ahun. Fasilitas yang diberikan dan
ketakutanku lah yang membuatku sangat
tak berdaya untuk menentang
keberadaanku. Aku dibelikan sebuah villa
yang sangat mewah yang terletak tidak
begitu jauh dari kota tempat suamiku
bertugas. Semua fasilitas yang diberikan
kepadaku sangatlah mewah bagiku, aku
mendapatkan sebuah mobil pribadi,
telepon genggam dan perangkat
entertainment di rumah. Namun ini semua
ternyata masih kurang, aku ingin punya
momongan, aku ingin dicintai dan
disayangi. Kenyataannya aku hanya tempat
persinggahan saja. Belakangan kudengar
bahwa suamiku juga punya WIL sain selain
aku, malahan kadang ia juga jajan kalau
sedang keluar kota, kabar ini kudapatkan
dari isteri ajudannya sambil wanti-wanti
agar aku tutup mulut. Aku sendiri memang
sudah kenal dekat dengan keluarga ajudan
suamiku, namun demikian sampai saat ini
rahasia ini masih tersimpan cukup rapi.
Bagaimanapun juga aku kesal dan sedih
dengan kondisi seperti ini, sehingga timbul
niatku untuk berperilaku serupa. Pada
suatu hari suamiku bertindak ceroboh
dengan menitipkan anak bungsunya
kepadaku, beliau memperkenalkanku
sebagai ipar ajudannya. Anak itu
memanggilku Mbak maklum dia masih SMP
dan usinya pun masih 14 tahun. Wajahnya,
perilakunya persis bapaknya, nilai
kesopanannya agak kurang bila dibanding
dengan anak-anak di kampungku.
Maklumlah ia adalah anak pejabat tinggi.
Jam 21.00 bapaknya telepon, meminta Alex
(sebut saja nama anak itu begitu) untuk
tidur di rumah karena bapak ada urusan.
Aku jadi curiga pasti dia ada kencan dengan
orang lain. Alex pun belum tidur, ia lagi
asyik nonton televisi di ruang keluarga.
Akhirnya timbul niat burukku untuk
memperdaya Alex, namun bagaimana
caranya? aku dihadapkan pada jalan buntu.
Akhirnya spontan kumasukkan VCD-VCD
porno ke dalam player untuk saya
hidangkan kepada Alex. Aku hidupkan oven
selama 3 menit yang kebetulan isinya
adalah daging yang sudah masak sejak
siang tadi. Langsung saja kurayu dia untuk
menyantapnya sehingga kami pun
menyantap daging panggang dan sambal
kecap bersama-sama. Sambil basa-basi
kutanyakan sekolahnya, tampaknya
kemampuannya di sekolah biasa-biasa saja,
terbukti dengan kekurang antusiasannnya
bicara tentang sekolah. Ia lebih suka bicara
tentang video game dan balap motor.
Kupegang tengkuknya dan kupijit sambil
kukatakan, “Kamu pasti capek, sini Mbak
pijitin…" dia pun diam saja, maklum dia
adalah anak yang manja. Kuraih remote
control dan kutekan play untuk CD yang
pertama, film-filmnya adalah jenis vivid
dengan tema seks yang cukup halus.
Tampaknya Alex sangat menyukainya, ah
pucuk di cinta ulam pun tiba. Sambil kupijit
sekujur tubuhnya, kuamati roman
mukanya. Kukatakan tidak usah malu,
karena itu hanya film saja (tidak
sungguhan). Muka Alex tegang, setiap ada
adegan orang berpelukan (cuma
berpelukan) aku suruh dia telentang untuk
pijatan bagian depan. Sambil telentang
Alex tetap memperhatikan film yang
tampaknya mulai disukainya itu. Kini acara
di film mulai ke adegan yang cukup panas,
seorang wanita melepas pakaiannya
sehingga tinggal pakai celana dan BH
dalam saja. Alex semakin tegang dan agak
kupercepat tanganku mengarah ke pangkal
pahanya. Pura-pura kupijit pahanya dengan
menyentuh kemaluannya, dia terkejut
ketika kemaluannya
yang tegang
kesentuh tanganku.
Pucat pasi mukanya,
namun kunetralisir
dengan mengatakan
"Tenang Alex, semua
orang sama, adalah
hal yang sangat wajar
bila seseorang
terangsang. Karena
semua orang
mempunyai nafsu. ”
“Malu Mbak”, jawab Alex. Kalau orang
banyak malu, tapi Alex kan sendirian cuma
sama Mbak. Mbak nggak malu kok. Mengan
berkata demikian kubuka bajuku sehingga
aku hanya pakai BH saja. Akupun heran
juga kagum, anak seumur dia juga bisa
tegang dan tampak tidak berdaya, jauh dari
sikap sehari-hari yang agak arogan. Namun
aku mulai menyukainya tanpa memikir
yang jauh ke depan mengingat bapaknya
sendiri juga berbuat serupa terhadap saya.
Film terus berputar, tubuh Alex terasa
sangat malah aku khawatir kalau dia sakit,
dia tampak pucat entah takut apa
bagaimana, aku tidak tahu. Alex hanya
melirik buah dadaku tanpa berani menatap
langsung, dia tetap memperhatikan film
dengan seksama. Saat kupegang lagi
kemaluannya dia hanya diam saja, tak
kusia-siakan kesempatan ini kuremas
kemaluan yang berukuran agak kecil itu.
Akupun sudah tidak memperhatikan film
lagi, kubuka celana Alex dan kuperhatikan
kemaluannya. Tampak bersih dan mulai
ditumbuhi bulu-bulu halus, aku semakin
bernafsu melihatnya. Langsung kuterkam
dengan mulutku dan kumulai menjilatnya,
Alex hanya terdiam sambil kadang
pinggulnya bergerak menikmatinya.
Kuhisap kemaluannya dan dia pun teriak
uuuh.. Mbak.. kubiarkan anak kecil itu
menggelinjang, kubimbing tangannya ke
payudaraku. Ah, dia malah meremas kuat
sekali. Kumaklumi dia sangat lugu dalam
hal ini, aku tidak menyesal malah
menyukainya. Aku hisap terus, dia pun
semakin bergerak tidak karuan sambil
teriak-teriak ah, uh, ah, uh. Kemudian dia
teriak keras sambil tubuhnya gemetar
disusul oleh cairan hangat dari
kemaluannya. Aku telan sperma cairan asin
dan pekat ini tanpa rasa jijik sedikit pun,
dan dia pun diam lemas terkulai. Kupeluk
dia, dan kubisikkan kata-kata,
“ Enakkan”, sambil aku tersenyum, dia
balas pelukanku dan hanya bicara
“ Mbak..” Aku bimbing dia ke kamar
mandi dan kumandikan dengan air hangat,
burung kecilku masih tidur dan aku yakin
nanti akan bangun lagi. Kemudian kami
pun tidur bersama di depan televisi di atas
karpet, dia tampak kelelahan dan tertidur
pulas. Aku pun puas meski tidak sampai
coitus. Menjelang subuh aku bangun, dan
kulihat dengan seksama tubuh Alex yang
sedang tidur telanjang. Nafsuku bangkit
lagi dan kucoba membangunkan burung
kecil itu, ternyata berhasil dan kuulangi lagi
perbuatan tadi malam dengan
pertambahan Alex meningkatkan variasi
permainan.
Tampaknya Alex mulai mengikuti
naruninya sebagai makhluk bernafsu, ia
mungkin meniru adegan film tadi malam.
BH-ku dibuka dan dijilati, aku pun
merasakan kenikmatan dari anak bau
kencur, kubayangkan anak dan bapaknya
mengerjaiku seperti sekarang, ah tak
mungkin. Aku tuntun tangan Alex ke
kemaluanku yang sejak tadi malam belum
tersentuh sama sekali. Kubimbing
tangannya menggesek-gesek kemaluannya
dan ia pun memahami keinginanku.
Gerakan-gerakan Alex dan servicenya
kepadaku masih sangat kaku, mungkin
perlu beberapa kali aku melatihnya. Tiba-
tiba ia menarik paksa celana dalamku dan
BH-ku pun dilucuti. Kubiarkan dia berkreasi
sendiri, tampak wajahnya masih tegang
tapi tidak setegang tadi malam dan ia pun
mulai tidak sopan kepadaku, ah biarlah.
Aku didorong hingga telentang, dan ia pun
langsung menindihku. Dicobanya
memasukkan burung kecil itu ke dalam
kemaluanku, namun berkali-kali ia tidak
berhasil. Ia pun semakin penasaran, ah
suami kecilku ini mesti banyak belajar
dariku. Kubimbing kemaluannya memasuki
kemaluanku dan ia pun menggesek-
gesekkannya. Terasa nafsuku merasuk ke
sekujur tubuhku, kini penantianku tadi
malam hampir tercapai dan ah nikmat
sekali, suami kecilku bisa memuaskanku
kali ini. Dengan cepat aku bangun dan
kuhampiri burung kecil yang masih
menantang itu, kuhisap dalam-dalam, dia
pun mengerang kenikmatan dan terus
menerus kuhisap hingga badannya
bergetar dan lagi-lagi air liur burung kecil
yang hangat itu menjadi bagian dari
dagingku. Hari sudah terang, dan segera
kami mandi air hangat bersama-sama. Aku
merasa puas dan Alex hanya diam saja,
entah apa yang dipikirkan. Menyesalkah?
aku tidak tanya. Kenyataannya kisah ini
masih berlangsung, sekarang Alex sudah
SMA dan masih tetap dalam bimbinganku.
Pagi harinya bapaknya Alex (yang juga
suamiku) datang dan dengan tanpa
menaruh curiga sedikitpun . Ini adalah
pengalaman pertamaku dengan burung
muda.

To Day

Kembali Ke Menu Awal